Burung Hantu Berkembang Biak Dengan Cara Apa? Inilah Jawabannya

By | 27 Januari 2023
burung-hantu-berkembang-biak-dengan-cara
Burung hantu berkembang biak dengan cara

Burung hantu adalah salah satu jenis burung yang dikenal sebagai predator hama tikus. Selain itu, burung hantu juga merupakan salah satu jenis burung yang mempunyai kecenderungan untuk dibudidayakan. Namun, sebelum melakukan budidaya burung hantu, kita perlu mengetahui cara berkembang biak yang digunakan oleh burung hantu.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui cara berkembang biak yang digunakan oleh burung hantu. Melalui artikel ini, kita akan mempelajari proses reproduksi, usia ketika bertelur, jumlah telur yang dihasilkan, serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan penetasan telur pada burung hantu. Dengan mengetahui cara berkembang biak yang digunakan oleh burung hantu, diharapkan kita dapat lebih memahami dan mengetahui cara yang tepat dalam melakukan budidaya burung hantu.

Burung Hantu Berkembang Biak Dengan Cara Apa?

Burung hantu berkembang biak dengan cara bertelur atau disebut ovipar, berikut adalah beberapa periode perkembangbiakan burung hantu diantaranya :

Periode bertelur (berproduksi)

Dalam 1 tahun, burung hantu dapat menetaskan telur sebanyak 2 kali, yaitu ketika bulan Mei hingga Juli. Telur-telurnya diletakkan di dalam lubang pohon yang tinggi, biasanya bekas sarang burung pemangsa lain atau di bangunan. Jumlah telur yang dikeluarkan bervariasi antara 5-11 butir pada setiap induk per musim perkawinan.

Telur burung hantu memiliki ukuran yang lebih kecil daripada telur ayam kampung dengan cangkang berwarna putih. Proses pembuahan telur berlangsung selama 2-3 minggu untuk menghasilkan jumlah telur 5-11 butir, periode ini tidak terjadi setiap hari. Burung hantu hanya meletakkan telur setiap 1 sampai 3 hari sekali.

Periode mengerami

Setelah burung hantu mengeluarkan telur sebanyak 3-4 butir, mereka akan mulai mengerami telurnya sambil terus bertelur dan berkembang biak. Burung hantu akan berhenti mengeluarkan telur setelah jumlah telurnya mencapai 11 butir. Waktu penetasan tidak sama karena masa bertelur dan mengerami berbeda-beda.

Periode penetasan

Karena masa pengeraman dimulai pada waktu yang sama, telur pertama hingga keempat akan menetas secara bersamaan. Sementara itu, telur kelima hingga yang terakhir akan menetas secara berurutan. Karena setiap telur menetas dengan mundur 2-3 hari, masa tetasnya akan menjadi lebih lama, yaitu sekitar satu bulan.

Untuk menghindari kanibalisme, anak-anak burung hantu yang telah berumur 2,5-3 bulan harus segera dipisahkan dari induknya setelah menetas. Anak-anak burung hantu yang telah dipisahkan dari induknya di tempatkan di wilayah yang ditentukan sebagai daerah perluasan kawasan. Sementara itu, burung hantu yang berasal dari daerah lain harus diadaptasikan terlebih dahulu di tempat penampungan (tempat gelap) selama 7-10 hari, setelah itu ditempatkan di dalam kandang buatan selama 15 hari. Kandang tersebut merupakan kandang permanen untuk burung hantu di lapangan.

Setelah melewati dua tahap adaptasi, Tyto alba dapat dibebaskan, tetapi tetap diawasi. Proses pemantauan dilakukan untuk mengetahui apakah burung hantu kembali ke kandang atau tidak, hal ini dapat dilihat dari bekas kotoran, bulu yang rontok, atau sisa makanan yang ditinggalkan. Jika tidak ada tanda-tanda tersebut, Tyto alba dapat dipancing dengan cara mengikat 1-2 ekor tikus di kandang, dengan harapan suara tikus yang dikurung akan menarik perhatian Tyto alba dan mendorongnya untuk menempati kandang.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Populasi Burung Hantu

Faktor pembatas dalam perkembangan burung hantu dapat berupa hama dan penyakit. Dalam kondisi tertentu, serangan hama dan penyakit dapat menurunkan jumlah populasi burung hantu baik yang ditangkarkan maupun populasi yang ada di alam bebas. Beberapa contoh hama dan penyakit yang menyerang burung hantu diantaranya adalah sebagai berikut :

Hama

Burung hantu sering dihantui oleh hama seperti burung alap-alap, ular cobra, dan kucing. Selain itu, perburuan juga merupakan faktor yang mengurangi populasi burung hantu.

Penyakit

Penyakit yang sering menyerang burung hantu termasuk jenis virus, seperti pernafasan yang disebabkan oleh virus Arpei pulli dan kelumpuhan yang disebabkan oleh virus Myxovirus multiforme. Hama yang sering menyerang burung hantu termasuk burung alap-alap, ular cobra, dan kucing, serta gangguan dari aktivitas manusia seperti perburuan.

Tempat-tempat yang cocok untuk perkembangbiakan burung hantu

Burung hantu banyak ditemukan di daerah tropis dan beberapa di daerah subtropis. Burung hantu termasuk dalam jenis burung yang tetap tinggal di satu tempat, kecuali saat mencari makan. Secara global, ada 134 spesies burung hantu. Spesies dari keluarga Strigidae terdiri dari 123 spesies, sementara spesies dari keluarga Tytonidae terdiri dari 11 spesies.

QA

Dimana biasanya burung hantu bertelur?

Burung hantu biasanya menemukan tempat bersarang di dalam perkebunan, lumbung yang sudah tidak digunakan, atau dalam pepohonan yang lebat. Mereka juga dapat bertengger di rongga-rongga pohon atau bangunan yang ditinggalkan oleh manusia.

Burung hantu itu bertelur apa beranak?

Burung hantu itu bertelur atau ovipar

Apakah burung hantu termasuk karnivora?

Burung hantu termasuk digolongkan burung pemangsa yang memakan daging dan aktif pada malam hari.

Secara keseluruhan, burung hantu merupakan hewan yang unik dan menarik untuk diteliti. Melalui pengetahuan yang kita miliki tentang burung hantu, kita dapat lebih menghargai dan melindungi keberadaan mereka. Kita harus berkontribusi untuk menjaga lingkungan yang sehat dan mengurangi ancaman hama dan penyakit yang menyerang burung hantu. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa burung hantu akan tetap ada di alam bebas dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Semoga bermanfaat, terima kasih dan salam lestari.