Saat ini, sarang burung walet telah menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia karena harganya yang tinggi di luar negeri dan pembayarannya dalam dolar Amerika Serikat. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa sarang walet merupakan sumber penghasilan dolar yang andal dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya.
Dalam hal ini, meskipun tonase yang dihasilkan sedikit namun pendapatan yang didapat dalam dolar cukup besar. Oleh karena itu, merupakan tindakan yang tepat bagi Indonesia untuk meningkatkan usaha ekspor sarang burung walet saat ini. Mengenali burung walet dengan akurat tidaklah mudah karena ada beberapa jenis burung yang sangat mirip, seperti burung sriti dan burung layang-layang. Hal ini membuat sulit untuk membedakan di antara mereka.
Faktanya, burung walet dan burung sriti termasuk dalam genus yang sama, yaitu Apodidae, dengan subgenus Coolocalia. Sementara itu, burung layang-layang dan burung walet termasuk dalam ordo yang berbeda, namun masih termasuk dalam kelas yang sama yaitu Aves. Oleh karena itu, berdasarkan klasifikasi ilmiah, burung walet dan sriti dapat dikatakan sama, hanya berbeda spesies.
Perbedaan Burung Walet dan Sriti Serta Layang-layang
Burung Walet
1.Klasifikasi ilmiah dan jenis Burung Walet :
- Kerajaan : Animalia
- Filum : Chordata
- Kelas : Aves
- Ordo : Apodiformes
- Famili : Apodidae
- Genus : Aerodramus (Collocalia), Cypseloidinae dan Apodinae
2.Bentuk kaki burung walet dapat dikategorikan sebagai kaki semu. Hal ini disebabkan karena burung walet, yang termasuk dalam keluarga Apodidae (A = tidak, Podos = kaki), memiliki kaki yang sangat kecil.
Karena ukurannya yang kecil, burung ini tidak mampu untuk bertengger di luar sarangnya, sehingga tidak mungkin ditemukan burung walet bertengger di ranting pohon seperti halnya burung layang-layang. Sebaliknya, burung walet biasanya bertengger dengan cara menggantung (menyantol) di dalam sarang atau dinding. Selain itu, ukuran tubuh burung walet lebih kecil dibandingkan dengan burung layang-layang.
3.Salin ulang: Bulu Burung Walet. Bulu burung walet didominasi oleh warna hitam dan putih, kadang-kadang abu-abu, dengan sedikit warna coklat di bagian perutnya (tergantung pada spesiesnya).
4.Ekor Burung Walet. Ekor burung walet memiliki bentuk seperti huruf M.
5.Burung walet terbang dengan cara yang disebut “flapping”, sehingga terlihat terbang tidak teratur.
6.Burung walet kerap mengeluarkan suara “tek tek tek” dan kadang-kadang diselingi dengan suara “cicit”.
7.Sarang walet didominasi oleh bahan yang terbuat dari air liur yang berwarna putih kekuningan atau kemerahan, dengan sedikit bulu, dan tanpa rumput atau dahan. Sarang biasanya ditempatkan di tempat yang sangat gelap.
Burung Sriti
1.Klasifikasi ilmiah dan jenis Burung Sriti:
- Kerajaan : Animalia
- Filum : Chordata
- Kelas : Aves
- Ordo : Apodiformes
- Famili : Apodidae
- Genus : Cypseloidinae, Aerodramus (Collocalia) dan Apodinae
- Spesies : Collocalia esculenta (Burung Sriti)
2.Burung sriti memiliki bentuk kaki yang tidak biasa. Sebagai burung Apodidae (A = tidak, Podos = kaki), burung sriti memiliki kaki semu atau kaki yang sangat kecil. Karena kaki yang dimilikinya tidak memungkinkan untuk bertengger selain di sarangnya, burung sriti tidak akan ditemukan bertengger di ranting pohon seperti burung lainnya. Burung yang mirip dengan sriti dan bisa bertengger di pohon adalah burung layang-layang. Untuk bertengger, burung sriti menggantungkan dirinya di sarang atau dinding, sama seperti burung walet. Meskipun lebih kecil dari burung walet, burung sriti tetap memiliki ukuran tubuh yang cukup kecil.
3.Dominan pada warna bulu burung sriti adalah hitam dan putih.
4.Ekor burung sriti memiliki ujung yang membentuk seperti huruf M.
5.Flaping adalah ciri khas dari burung sriti, sehingga seringkali kita melihat mereka terbang dengan cara yang tidak beraturan.
6.Terkadang, burung sriti mengeluarkan suara sedikit mencicit atau crit crit, yang mirip dengan suara tikus.
7.Sarang burung sriti dibentuk dari air liur yang dicampur dengan rumput, bulu, dan ranting. Sarang tersebut biasanya terletak di tempat yang remang-remang dan tidak terlalu gelap.
Burung Layang Layang
1.Klasifikasi Ilmiah dan jenis Burung layang layang:
- Kerajaan : Animalia
- Filum : Chordata
- Kelas : Aves
- Ordo : Passeriformes
- Famili : Hirundinidae
- Genus : Hirundo dan Cecropis
2.Burung layang-layang memiliki kaki yang normal seperti kebanyakan unggas, sehingga mereka bisa bertengger di mana saja, dan di alam liar, mereka sering terlihat bertengger di kabel-kabel listrik.
3.Burung layang-layang memiliki bulu berwarna biru tua yang cenderung gelap dengan garis-garis (pada jenis layang-layang garis) atau warna merah pada bagian dagu (pada jenis layang-layang batu).
4.Saat terbang atau bertengger, ekor burung layang-layang memiliki bentuk seperti huruf V (gunting).
5.Burung layang-layang terbang dengan tenang tanpa mengayuh sayapnya, mirip seperti layang-layang. Cara terbang mereka disebut “gliding”.
6.Terkadang, burung sriti mengeluarkan suara “crit crit” yang pendek.
7.Sarang layang-layang terbentuk dari lumpur, lumut, atau ranting dan biasanya ditempatkan di tempat yang tidak gelap dan terlindung dari sinar matahari.
Apa Perbedaan Burung Walet dan Sriti
Burung sriti, yang juga dikenal sebagai “burung walet rumahan”, dari segi fisik memiliki panjang tubuh rata-rata 9 cm, bedanya dua kali lebih pendek dari panjang tubuh burung walet. Namun, ekor burung walet lebih panjang dan runcing dibandingkan dengan sriti. Umur burung walet yang semakin tua akan mempengaruhi kualitas sarangnya, dan waktu yang dibutuhkan untuk memasaknya juga lebih lama. Burung walet umumnya dapat hidup hingga usia 15-18 tahun, sehingga orang tertarik untuk membudidayakannya.
Permasalahan muncul ketika oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk menukar telur Sriti dengan telur walet. Hal ini dilakukan karena populasi burung Sriti lebih banyak daripada burung walet, sehingga terdapat banyak kemiripan di antara keduanya. Keberhasilan penetasan telur burung sriti masih rendah, hanya sekitar 10%. Artinya, dari 50 telur yang menetas, hanya 5 ekor yang bisa bertahan hidup sampai dewasa. Bisnis burung sriti memerlukan kesabaran yang tinggi.
Jika populasi sarang burung walet sudah mencapai 150-200, keberhasilan reproduksinya juga akan meningkat sekitar 30-40%. Namun, penting untuk rutin mengganti telur-telur tersebut. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang terjadi antara burung walet dan burung sriti dalam satu kelompok yang dapat membuat burung walet menjadi tidak nyaman. Disarankan untuk membuat ruangan bagi kedua burung ini gelap, karena anak-anak burung walet lebih suka kondisi yang gelap, sedangkan anak-anak burung sriti akan dengan sendirinya bermigrasi ke tempat yang lebih terang.
Burung sriti memiliki nama latin Collocalia Esculenta dan membangun sarangnya dari daun cemara dan lumut yang kemudian direkatkan oleh air liur burung. Di sisi lain, sarang burung walet terbuat sepenuhnya dari air liur burung walet yang murni 100%. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari air liur burung walet.
Biaya pembuatan sarang burung sriti jauh lebih murah dibandingkan dengan burung walet. Hanya diperlukan biaya sekitar 500 ribu rupiah per kilogram untuk membuat sarang burung sriti, sedangkan untuk burung walet, biayanya berkisar antara 10 sampai 15 juta rupiah per kilogram, tergantung pada kualitas sarang yang ingin dibuat.
Demikianlah informasi mengenai perbedaan burung walet dan sriti serta burung layang-layang yang dapat kami sajikan untuk anda. Semoga ada manfaatnya. Terima kasih dan salam lestari.