Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) merupakan salah satu mamalia langka dan terancam punah di dunia. Populasi badak jawa saat ini hanya tersisa sekitar 74 ekor, yang semuanya hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Indonesia.
Penurunan populasi badak jawa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perburuan liar, degradasi habitat dan konflik manusia-satwa. Perburuan liar merupakan ancaman utama bagi badak jawa, karena culanya yang dianggap memiliki nilai tinggi di pasar gelap.
Degradasi habitat juga menjadi ancaman serius, karena badak jawa membutuhkan habitat yang luas dan terlindungi untuk bertahan hidup. Konflik manusia-satwa juga dapat terjadi, karena badak jawa terkadang memasuki pemukiman manusia untuk mencari makan. Jadi, apa solusi untuk mengatasi penurunan populasi badak jawa? Silahkan baca terus ya!
Apakah Solusi yang Dapat Kalian Tawarkan Untuk Mengatasi Penurunan Populasi Badak Jawa?
Untuk mengatasi penurunan populasi badak jawa, perlu dilakukan berbagai upaya konservasi. Upaya konservasi tersebut antara lain:
Perluasan habitat
Perluasan habitat merupakan solusi yang paling utama untuk mengatasi penurunan populasi badak jawa. Hal ini dikarenakan populasi badak jawa yang saat ini hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, sangat rentan terhadap berbagai ancaman, seperti bencana alam, perburuan liar, dan perubahan habitat.
Pemerintah telah menetapkan wilayah seluas 5.100 hektar dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai perluasan habitat badak jawa. Wilayah ini dinamakan Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). JRSCA diperkirakan relatif aman dari ancaman erupsi Gunung Anak Krakatau dan juga terjangan tsunami.
Selain JRSCA, pemerintah juga perlu mencari habitat kedua di luar Taman Nasional Ujung Kulon. Hal ini untuk meningkatkan keragaman genetik badak jawa dan mengurangi risiko kepunahan akibat bencana alam.
Peningkatan preferensi habitat
Selain perluasan habitat, peningkatan preferensi habitat juga perlu dilakukan untuk menarik badak jawa untuk datang dan menetap. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penanaman pohon dan tumbuhan yang menjadi sumber makanan badak jawa, serta menyediakan sumber air yang memadai.
JRSCA memiliki berbagai potensi untuk menjadi habitat badak jawa, seperti ketersediaan ragam tumbuhan pakan, air, dan kubangan aktif. Namun, perluasan dan peningkatan preferensi areal JRSCA bagi badak jawa untuk datang dan menetap perlu dilakukan segera.
Pemantauan dan perlindungan
Pemantauan dan perlindungan badak jawa juga perlu dilakukan secara intensif untuk mencegah perburuan liar dan perdagangan ilegal. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan patroli di kawasan habitat badak jawa, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan badak jawa.
Berdasarkan hasil pemantauan, individu badak yang menetap di areal JRSCA setelah dilakukan pengendalian langkap sejak 2012, jumlahnya tiga individu. Semua jantan. Hal ini menunjukkan, JRSCA dapat difungsikan sebagai batu loncatan, sebelum badak-badak yang ada ditranslokasikan ke habitat lain di luar TNUK, habitat kedua.
Kesimpulan
Perluasan habitat, peningkatan preferensi habitat dan pemantauan serta perlindungan merupakan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan populasi badak jawa. Ketiga solusi tersebut perlu dilakukan secara simultan dan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian badak jawa.
Demikianlah sedikit ulasan tentang apakah solusi yang dapat kalian tawarkan untuk mengatasi penurunan populasi badak jawa. Semoga bermanfaat dan terima kasih.